Sunday 28 March 2010

My This Time New Hobby and Poor Trip to China

-->
Hey bloggers!
Thanks Skype for connecting us!
I just woke up a few hours ago and started to write something as I think I did’t write my though lately. I skip Sunday Morning Church as I woke up late so I’ve to go for the afternoon church. I was talking with my boy friend on Skype since 01.00 in the morning and we finished our conversation until around 06.00.  It was the first time again I did a long conversation in the middle of nite (or morning) after I left that ‘Miss Ring Ring’ hobby right after I entered university.



I'm thinking to go to Himalayas very soon.
You know what? My present new hobby is browsing in the internet, looking for a cheap or budget airlines. I dun wanna pay for my travel now (as I dun have money left anymore), but I just like the feeling. I love to imagine that I’ll go here and there with this budget and we’ll do this and that. I dun know why I am so addicted with this thing. However I learn from my past experience that actually I dun wanna travel to the place where everything has already been provided. I was traveling in Australia for many months before and I found it’s boring. Everything is well established, everything is good. People are live in welfare. They just told me story about their glory and the process to be a wealth country in the pass. There was no something which can arouse me and really amaze me. I wanna travel in a place where the people is still struggling and fighting for their live. I wanna see and feel how hard to continue live and how their path of live. I wanna go to places in Middle Asia, Balkans countries, some part of Africa (especially Ethiopia as I conduct a research about it). Traveling to places where everything has not been exploded yet will so much fun! I don’t really wanna go to Europe becoz I know it’d be kind of same with Australia. But I’m pretty sure that I’ll go there soon.
I heard about Great Wall from My Mom When I was a kid
By the way, I am feeling sad lately as my proposal for my Beijing conference trip couldn’t reach the airlines. It means I’ve to pay the flight myself. It also means that I couldn’t buy SLR. I dun mind about going to Beijing as half of the expenditure has been covered by my Uni. But I’ve to pay half of it from my own saving which I’ve saved for some previous months in order to buy a new SLR camera. I’m feeling sad because I really want to have it since two years ago. However, I couldn’t ask my parents to buy that for me becoz I never ask something from my parents again since such a long time and I don’t wanna load them with my own self interest. Moreover, Mom is now having problem with her business ‘coz she trusts people too easily.  My dream to shot the Great Wall views from my new SLR has over. And since I’ll have a tight budget in Beijing, I think I won’t  able to haunt some new clothes there. Most probably I’ll eat street foods, and no party or beer (but I’m pretty sure that they’ll ask me for this).  So sad… X(

Well, at least I can reach the Great Wall. 

Proses Pembuatan Visa Kunjungan Cina

-->
Barusan saya baru pulang dari kantor Kedutaan Besar Cina untuk membuat Visa dalam rencana keberangkatan untuk Asian Internasional Model United Nation (AIMUN) 2010. Awalnya proses pembuatan visa China memang ribet karena informasi yang ada simpang-siur. Saya lihat di brosur travel agent katanya kita harus bawa:
-          Pasport asli
-          Foto berwarna ukuran 3x4 dengan latar belakang putih sebanyak 2x
-          Fotokopi KK
-          Fotokopi KTP
-          Booking tiket
-          Fotokopi rekening tabungan 3 bulan terakhir
Tapi menurut teman saya yang tahun lalu berangkat ke acara yang sama, ia cuma perlu membawa passport asli sama undangan kegiatan dari panitia untuk membuat visa cina. Saya browse ke beberapa situs internet, tapi informasi yang ada berbeda-beda. Maka bingunglah saya. Kemudian saya menanyakan ke beberapa teman yang kiranya tahu tentang ini. Namun informasi yang mereka suguhkan malah membuat saya semakin bingung. Akhirnya tadi pagi, saya nekad saja berangkat ke Kedutaan Besar Cina yang berletak di wilayah Kuningan itu dengan hanya bebekal passport asli, pas foto 3x4 berlatar belakang warna biru dan satu lembar foto kopi surat undangan kegiatan dari pihak panitia di Peking University.
Awalnya saya kira tempat pembuatannya masih di kantor Kedubes Cina yang tidak jauh dari seberang Mal Ambasodor. Saya tidak kesulitan mencari gedung Kedubes ini karena sebelumnya pernah melakukan diskusi internal bersama organisasi saya, ISAFIS (www.isafis.org) dengan si Kedubes Cina . kantor Kedubes Cina ini tidak susah di cari karena design bangunannya berbeda dengan bangunan megah lain di sekitarnya. Kedubes Cina ini hanya memiliki sekitar tiga dan empat lantai, tapi atapnya terbuat dari ubin berwarna kuning ke coklat-coklatan dengan dekorasi naga di ujungnya.  Di beberapa sudut ada hiasan lampion dan warna warna merah khas Cina. Bahkan waktu saya lewat pekerja bangunan untuk lahan kecil di dekat bangunan utama yang sedang dikonstruksi juga orang Cina! Benar-benar memberdayakan masyarakat sendiri, saya pikir. Nah ketika saya mencoba masuk dan bertanya sama si satpam, ternyata mulai sekarang proses pembuatan Visa-nya tidak lagi di Kantor Kedubes, tapi mereka punya kantor untuk mengurus visa Cina yang namanya “Chinese Visa Application Service Center- Jakarta”. Lokasi tempat ini untungnya tidak jauh dari kantor Kedubesnya yakni di East Builiding yang masih di kawasan Mega-M itu juga.
Setelah menitipkan SIM di bagian resepsion, saya pun ditunjukkan arah kantornya ada di Lt.2. Begitu naik ke atas saya langsung diberikan nomor antrian dan formulir isian sama bagian resepsionis  VASC. Formulirnya hanya berisi kolom isian 1 lembar bolak balik dengan pertanyaan yang relative mendasar dan gak belibet. Saya tidak harus menunggu jeda antrian yang lama ketika telah selesai mengisi formulir karena ada banyak counter yang melayani costumer (walaupun pada saat saya datang hanya sebagian yang buka tapi mungkin karena waktu itu costumer-nya gak banyak). Ketika nomor antrian saya dipanggil, saya jelaskan sama Mbak petugasnya kalo saya mau ke Beijing untuk acara konfernsi dan beliau meminta saya menunggu sebentar. Semenit kemudian beliau datang kembali, mengecek formulir saya, mengisi secarik notes tanda terima yang kemudian diberikan, meminta saya untuk kembali tiga hari kemudian dan Viola! That’s it! So easy!
My Chinese Visa
Empat hari kemudian saya pun datang sambil membawa notes yang kemaren sempat di berikan oleh si resepsionis. Setelah mengambil nomor antrian dan menunggu hanya sekitar 3 menit, saya berhasil mendapatkan passport saya kembali dan telah di sugguhkan stiker Visa China.  Saya sangat senang! Total biaya pembuatannya Visa yang harus saya berikan adalah Rp.540.000 (Rp.300.000 untuk biaya asli pembuatan +Rp.240.000 untuk biaya servis VASC). Penambahan biaya VASC ini berlaku semenjak tanggal 03 Maret 2010 lalu. Padahal sebelumnya kita hanya perlu membayar Rp.300.000 saja! Murah banget menurut saya. Tapi kalau anda mau lebih cepat (proses kerja 2 hari) harus bayar biaya tambahan Rp.200.000. Sementara kalau inginnya selesai hari itu juga harus membayar ekstra Rp.400.000. Menurut saya walaupun biaya pembuatan visa China sekarang bertambah mahal dengan adanya VASC ini, tapi saya tidak keberatan mengingat proses pembuatannya yang sangat gampang. Tapi saya jadi bertanya-tanya, apa negara tandingan AS ini tidak takut dimasuki sama imigran gelap, TKP illegal atau bahkan kelompok teroris sangkin gampangnya membuat visa? Saya jadi ingat ketika saya membuat Visa Australia hampir setahun yang lalu. Walaupun saat itu telah di bantu untuk mengurus sama IDP-Indonesia (sponsor beasiswa saya untuk program study abroad) tapi tetap saja ribet. Lagian di Visa China ini nama saya dicantukan hanya Ms. O. Purba, bukan nama lengkap yang benar-benar lengkap seperti di visa Australia. Saya jadi teringat satu-satunya orang yang pernah mengirimkan saya surat dengan nama seperti itu adalah bos saya waktu di Australia yang hendak mengirimkan cek gaji ke alamat rumah saya waktu di sana.
Finally, I’m coming to China this Wednesday (31 March 2010)
Wish me luck for the conference!


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts