Thursday, 28 February 2013

Another Version of Snow on The Sahara


"If we burn away I'll pray the sky above, for snow to fall on the Sahara." 

I love this video version of this song. Its like presenting the authentic of Indonesia with Balinese girls dancing around a handcuffed guy (?) plus Anggun looks purely Indonesian exotic.
  


Olivia

Tips Wawancara Beasiswa ADS (Australian Development Scholarship) or Australian Awards Scholarship

Tulisan ini merupakan pengalaman pribadi penulis menghadapi wawancara beasiswa Australian Development Scholarship (ADS).

Saat itu awal Desember 2012, saya memberanikan diri menghubungi kantor Australia Award Indonesia untuk menanyakan status aplikasi ADS saya. Puji Tuhan saya mendapat kabar gembira bahwa aplikasi saya lolos ke tahap seleksi selanjutnya yakni test wawancara dengan Joint Team Selection (JST) dan test IELTS.

Menurut saya pribadi, hal yang paling menetukan dalam kelulusan untuk beasiswa ADS adalah hasil wawancara. Nilai IELTS hanya menentukan lamanya training English Academic Program (EAP) yang durasinya bervariasi mulai dari 6 minggu hingga 9 bulan. Buktinya saya melihat sendiri ada beberapa peserta yang lolos wawancara ADS dengan nilai IELTS 4.5 dan 5. Berangkat dari asumsi tersebut, saya berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi test wawancara.

Namun pada saat saya mencari informasi di internet, tidak banyak tulisan dari para peraih beasiswa ADS yang menbahas mengenai proses seleksi beasiswa, termaksud wawancara oleh JTS. Hal ini yang kemudian memicu saya untuk membuat tulisan ini agar para calon penerima ADS berikutnya memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai proses wawancara salah satu beasiswa terpopuler di Indonesia ini.

Dari berbagai informasi tentang wawancara beasiswa yang saya kumpulkan, sebenarnya ada hal umum yang bisa di tarik dari pertanyaan-pertanyaan yang biasa diajukan. Materi wawancara beasiswa pada umumnya berkutat soal:

- Aplikasi dalam formulir beasiswa yang telah diisi

- Alasan merasa perlu melanjutkan jenjang studi

- Proyeksi ke depan

- Kontribusi terhadap institusi pekerjaan/ Indonesia secara umum setelah masa studi berakhir

- Highest achievement 

Hal lain yang penting untuk diketahui dan diutarakan selama wawancara beasiswa adalah manfaat yang didapat si pemberi beasiswa (tergantung interest masing-masing pemberi beasiswa) apabila ia memberikan beasiswa tersebut kepada pelamar.

Khusus untuk wawancara ADS, ada beberapa hal utama yang harus dipersiapkan:

1. Cek universitas dan subjek studi yang kamu hendak ambil di Australia. Pastikan bahwa kamu tahu keunggulan universitas tersebut dan daftar mata kuliah yang hendak diambil dari subjek yang kamu telah pilih.

2. Pelajari secara mendalam tentang topik/isu yang ingin didalami di jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Master atau PhD) baik secara nasional maupun global.

3. Pastikan bahwa topik tersebut ada kaitannya dengan tempat kamu sekarang bekerja atau aktifitas utama yang kamu lakukan.

4. Cari benang merah dari keseluruhan hal tersebut dengan formulir aplikasi yang telah kamu kirim.


Hal yang perlu ditekankan pada saat wawancara ADS:

1. Bagaimana kamu dengan semaksimal mungkin dapat memanfaatkan beasiswa ADS untuk memperkuat hubungan bilateral antara Australia dan Indonesia?

2. Bagaimana kamu bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi proses pembangunan di Indonesia?

Pemandangan dari dalam ruang tunggu wawancara ADS, bendera Australia yang bekibar di  depan halaman Kedutaan Australia terlihat jelas.


Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan oleh tim JTS. Seluruh pertanyaan saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia karena (entah kenapa) otak saya secara otomatis mengingat percakapan tersebut dalam terjemahan bahasa Indonesia.

Pertama sekali masuk ruangan wawancara, saya diberikan guyonan bahwa foto saya di CV berbeda dengan rupa saya yang sebenarnya. Saya juga ditanya apakah saya baru memotong rambut saya? (ice breaking session)

Kemudian pada saat duduk di depan tim JTS, saya melihat data-data saya (termaksud CV) menyebar di atas meja. Jadi bisa disimpulkan bahwa sebelum mulai mewawancarai setiap peserta satu per satu, tim JTS telah mereview profile peserta secara mendetail.

Pertanyaan serius oleh tim JTS dimulai dengan pernyataan bahwa dari CV saya, tim JTS bisa melihat bahwa saya telah aktif di beberapa kegiatan kemahasiswan dan organisasi di luar kampus, oleh karenanya apa yg menjadi tujuan atau passion saya di kemudian hari? 

Pertanyaan tersebut saya jawab dengan mengisahkan tentang kampung halaman saya di Berastagi, dimana dampak perubahan iklim membuat banyak petani merugi. Hal tersebut kemudian memacu saya untuk bertindak guna mengurangi dampak buruk perubahan iklim. Hal ini saya wujudkan dengan ikut berbagai kegiatan lingkungan di kampus, mengambil mata kuliah yang terkait isu politik lingkungan global dan setelah lulus saya bekerja di institusi pemerintah yang bergerak di bidang perubahan iklim. Kedepannya saya ingin berkontribusi dalam proses policy making di Indonesia di bidang perubahan iklim.

Pertanyaan seterusnya adalah sebagai berikut:

· Bagaimana pendapat kamu tentang perkembangan climate change policy di Indonesia?

· Apa pendapat kamu tentang CDM (Clean Development Mechanism)?

· Seberapa besar pengaruh social media dalam kaitannya dengan climate change?

· Apa yang kamu ketahui tentang Clean Energy Future (CEF) program di Australia?

· Belum selesai menerangkan soal CEF program, saya dipotong dengan pernyataan bahwa mereka sudah mengerti bahwa saya memahami benar tentang climate change policy dan berbagai jenis model mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan: kamu masih sangat muda, bagaimana cara kamu dapat meyakinkan policy makers yang jauh lebih senior?


· Apa hal yang kamu ingin tambahkan didirimu sehingga bisa mempengaruhi pembuat kebijakan?

· Bagaimana pengalaman kamu sewaktu study abroad di Melbourne?

· Bagaimana pula sewaktu menerima beasiswa summer study di USA?

· Sebenarnya ada banyak orang seperti kamu, muda, berprestasi dan punya banyak pengalaman. Apa yang menurut kamu membuatmu berbeda?

· Apa rencana kamu 10 tahun ke depan?

· Apakah ada rencana untuk melanjutkan ke jenjang PhD?

· Apakah ada hal lain yang mau di tanya ke tim pewawancara?

Untuk pendaftar ADS level master, tim JTS terdiri dari dua orang yang merupakan komposisi dari pihak Australia dan Indonesia. (Untuk level PhD sepengetahuan saya terdiri dari 6 orang tim JTS). Saya sendiri di wawancara oleh seorang professor dari Australia dan seorang Ibu yang merupakan dosen pengajar di universitas di Makasar. Dalam kasus saya, seluruh pertanyaan diatas diajukan oleh si professor dari Australia.

Just in case you want to know, yepp I got the scholarship plus with 6 weeks of EAP. ;)

Good luck all the scholarship hunters!



Update: Tujuh bulan setelah menerima beasiswa ADS, saya terpilih untuk menerima supplementary award Allison Sudradjat Prize (ASP). Setiap tahun ASP diberikan hanya kepada empat penerima beasiswa ADS terbaik. Silahkan lihat video dan teks pidato saya pada saat Australian Award Ceremony di kediaman duta besar Australia, Greg Moriarty, Desember 2013 lalu: http://namaku-popshie.blogspot.com/2013/12/olivias-speech-text-on-australia-awards.html



Love,


Olivia

Sunday, 24 February 2013

Mengelola Keuangan Bagi Kaum Muda (Investasi bagi Pemula)

Tidak dapat dipungkuri bahwa salah satu faktor yang memperkuat kondisi economi domestik di Indonesia adalah meningkatnya jumlah kelompok ekonomi menengah. Keberadaan kelompok ini dapat dirasakan dengan meningkatnya kebutuhan tersier seperti gym, nongkrong di café, fashion, gadget trend, dan lain lain. Kondisi ini perlu dipertahankan dengan cara memperkuat posisi kelompok tersebut. Salah satu cara membuat kelompok tersebut kuat dan tidak gampang terimbas krisis adalah dengan memberi pemahaman tentang cara mengelola keuangan. Dalam hal ini, pengetahuan untuk mengelola keuangan sangat penting di sosialiasikan kepada kaum muda yang merupakan bagian yang signifikan dari masyarakat kelompok ekonomi menengah tersebut. Mengelola keuangan lebih dari sekedar tahu bagaimana mengalokasikan dana, namun juga mengerti bagaimana cara menginvestasikan dana yang ada.

Ada beberapa cara sederhana untuk berinvestasi dan cocok diterapkan oleh kaum muda dengan penghasilan kurang dari 10 juta per bulan.

1. Investasi Deposito (sektor financial)

Meskipun investasi ini memiliki return yang tidak terlalu tinggi, namun resikonya juga rendah karena jumlah uang yang diinvestasikan dijamin oleh Bank Indonesia. Deposito memiliki jangka waktunya sendiri sesuai dengan keinginan si investor (mulai dari 1 bulan hingga beberapa tahun). Apabila dicairkan sebelum masa waktunya, maka investor akan dikenakan penalti dengan jumlah persentase yang ditentukan oleh pihak Bank.

Investasi deposito dapat dilakukan di bank dimana kita membuka rekening tabungan. Minimal nominal yang dapat disetor di rekening deposito berbeda ditiap-tiap bank tergantung kebijakan bank tersebut. Saya sendiri lebih suka membuka rekening deposito secara online tanpa harus datang langsung ke bank yang dituju dan mengisi formulir. Untungnya, sekarang ini telah banyak bank yang menyediakan fasilitas pembukaan rekening deposito online yang dana investasinya diambil dari rekening tabungan.

2. Investasi Reksa Dana (sektor financial)
Ada beberapa jenis reksa dana yang bisa dipilih sesuai dengan profil masing-masing individu.

a. Reksa Dana Pasar Uang: Seluruh dana di aloksikan pada efek pasar uang (deposito, SBI, obligasi). Investasi ini memiliki tingkat resiko tendah dengan keuntungan yang terbatas.

b. Reksa Dana Pendapatan Tetap: Disebut juga reksana dana obligasi, minimum 80% asetnya diinvestasikan pada obligasi baik korporasi maupun pemerintah.

c. Reksa Dana Campuran: Disebut campurana karena komposisi asetnya merupakan campuran dari saham, obligasi, maupun instrumen pasar uang dengann komposisi yang bervariasi.

d. Reksa Dana Saham: Sesuai dengan namanya, sebanyak 80% asset dari jenis reksadana ini di investasikan di saham. Hal ini membuat jenis reksa dana ini yang paling beresiko tinggi namun memiliki kemungkinan return yang tinggi juga.

Ada dua tempat untuk dapat membeli produk reksa dana yakni di perusahaan sekuritas atau di Bank (tidak semua bank mempunyai fasilitas ini). Saya sendiri sudah mulai investasi ini sejak tahun 2011 yang lalu. Karena ingin lebih praktis, saya membeli reksa dana online lewat Bank Commonwealth (untuk mempergunakan fasilitas ini, kita harus memiliki rekening Bank Commonwealth terlebih dahulu). Sepengetahuan saya, hanya Bank Commonwewalth yang memiliki fasilitas pembelian reksanadana online. Hal ini sangat memudahkan karena pembeli tidak perlu datang langsung ke cabang bank atau securitas terdekat sebelum jam 3.30 PM (jam transaksi terakhir) plus harus mengisi formulir dengan segudang pertanyaan.

Berbagai Jenis Investasi Reksa Dana  Saya di Tahun 2012

3. Investasi Saham (sektor financial)

Investasi saham merupakan investasi dengan resiko dan return yang tinggi. Investasi ini lebih cocok bagi mereka yang mempunyai waktu yang cukup untuk memantau perkembangan saham di Indonesia. Bagi kelompok yang moderat, lebih baik mengivestasikan dana di jenis saham Blue Chip (saham andalan), karena kemungkinan harga saham anjlok drastic lebih kecil. Berbeda dengan reksanadana, pembelian saham hanya dapat dilakukan di perusahaan sekuritas.

4. Investasi Emas (sektor riil)
Menurut saya pribadi, investasi emas adalah yang paling pasti return-nya karena dari waktu ke waktu harga emas akan selalu meningkat dan kenaikannya cukup signifikan. Memang ada kalanya harga emas turun, namun hal tersebut hanya bersifat sementara. Dalam periode yang singkat, harga emas pasti akan melonjak lagi. Emas yang saya maksud disini adalah emas batangan murni (99.9%) yang secara resmi dikeluarkan oleh Antam. Untuk emas perhiasan, nilainya dapat berkurang karena biaya produksi dalam memahat emas tersebut tidak dihitung pada saat dijual kembali.

Emas batang dapat di beli langsung di kantor Antam atau di toko mas yang terpercaya. Jangan lupa untuk mengecek keaslian emas dengan memperhatikan sertifikat Antam, nomor seri emas dan meminta kwitansi beli dari toko Emas.

Hal yang penting dipertimbangkan sebelum memutuskan berinvestasi emas adalah tempat penyimpanan. Untuk mengurangi resiko hilang, lebih baik emas tersebut disimpan dalam deposit box yang bisa disewa di bank tertentu (tidak semua bank memiliki fasilitas ini). Akan lebih baik lagi kalau kita mempunyai deposit box sendiri di rumah untuk mengurangi biaya sewa deposit box di bank.

Batang Emas  10 kg Pertama Saya (Yai!!)

5. Investasi Apartemen (sektor riil)

Investasi properti merupakan investasi dengan return yang cukup tinggi. Hal yang paling penting diperhatikan dalam berinvestasi properti adalah lokasi dan fasilitas yang disediakan. Saya menyarankan untuk berinvestasi apartemen (bukan rumah atau tanah), karena kaum muda dengan pendapatan kurang dari 10 juta umumnya adalah lajang yang baru berdikari atau fresh graduated. Oleh karena itu, memiliki apartemen yang simple tapi nyaman adalah awal yang tepat untuk memulai hidup mandiri. Walaupun biaya investasi untuk apartemen umumnya lebih terjangkau dibanding rumah, namun perlu diperhatikan bahwa apartemen memiliki batas waktu kepemilikan. Investasi aparteman lebih baik tidak dimasukkan sebagai pertimbangan hunian jangka panjang untuk (calon) keluarga.

Kelima investasi di atas adalah investasi yang telah saya praktekkan sendiri. Kelimanya memiliki resiko dan return yang berbeda, namun cara untuk bisa memaksimalkan keuntungan dari masing-masing jenis investasi tersebut tergantung pada kebijakan masing-masing individu dalam menentukan jumlah dana dan waktu yang paling tepat untuk berinvestasi. Satu rumus penting yang perlu diingat dalam berinvestasi adalah high risk, high return!


Happy investing Young Folks!



Love,



Olivia

Chance

When one door closes, another door opens.

I could not agree more with the statement.

I was so afraid of leaving my previous institutions and doing something else in the new one.

However, it turns out that starting a new project is a really challenging and interesting job at the same time.

I am not only a researcher, but marketers, mediators, negotiators, receptionist, librarian, etc. In a minute, I’ll be transformed into something else when it is required.

At least, I am not just jumping around with my heels on. Here, my opinions are echoing.

In fact, all these few months, I have learnt some little bit about many things.

It opens my mind to the world I have never consider as interesting: media agency, video making, admission system, library system, etc, And most of all, it has broaden my networks to many fantastic people, ranging from not so well know ones to the very prominent figure ones.

I am young yes, but I have ideas and a huge spirit to make changes.

And I am very willing to work with those who recognize my potential.

And once you do, I would not shrink to give all my energy and time.


Love,

Olivia

Friday, 15 February 2013

A Scholarship Hunter Resignation

Hereby I declare that I quit my job as a scholarship hunter.
It has been a rewarding opportunity for me to follow my dreams and to chin myself uo whenever I failed.
Yet it was so much worth it!
I got several scholarship offers from different universities/institutions in various countries,
Here they are:

1. University of Twente Scholarship (Netherlands)



2. Universita Della Calabria Scholarship (Italy)



 3.  Asia Leaders Program (Dual Campus Master Program) - Alteno De Manila and University for Peace (The Philippine and Costa Rica)




4. Australian Development Scholarship (Australia)


Even more than my expectation

5. Nominated for Australian Leadership Award Scholarship  (ALAs)

Behind all the successful stories, there is always the unsuccessful stories. And yes, it happened!
I actually applied for many scholarships. 
Some of them are Jardin Scholarship (to continue study in University of Cambridge, UK) and Total Scholarship (to continue study in Science Po, Paris).

After went through several selection process, I finally brought myself to the very final interview of  Jardin and Total Scholarship.
It was soooo close in front of my eyes yet I failed

Heartbreak? Of course. 

But look? Still I don't give up.

One big thing that I learnt from this scholarship hunting journey is to never give up! I am actually a persistence person by nature. Once I want something, I will never give up until it is in my hand.. But the good thing is, I myself know exactly what I want and why I want the things which I want. I am a visionary person. I make plans (a very big plan on sketch) and arrange one by one steps to turn it into reality. On the top of that,  I always listen to my heart and follow my dreams.  

With this rewarding experience of chasing scholarships, it has re-affirmed me that my dreams are never too far away.  It is there for me, waiting for me, and.it will come to me just on the right time.

Like I always said,
"Dreams leave hopes. It keeps you alive. Keep on dreaming."



Love,


Olivia
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts