Wednesday 14 August 2013

Finally, The REAL Tips and Trik Mendapatkan Beasiswa

Beberapa minggu yang lalu, saya kembali menerima email yang isinya menayakan tips dan trik mendapatkan beasiswa. Biasanya saya hanya membalas singkat dengan  kata“be persistence”. Namun hari itu saya sedang berada di Kuala Lumpur City Museum bersama salah seorang sahabat saya (kami berdua sedang dalam perjalanan transit menuju Kathmandu, Nepal). Sekedar iseng, saya kemudian menyeletuk ke si Sahabat, “Gue baru dapat email dari orang nanyain beasiswa. Kayaknya gue sering banget dapat email beginian.” Lantas Sahabat saya tersebut menjawab, “Bagus dong lip, artinya lo kompeten dalam bidang itu

Pernyataan tersebut membuat saya kemudian merenung. Kalau bisa jujur, saya sebenarnya lebih senang sharing pengalaman saya ketika traveling (terutama ke luar negeri). Alasannya karena saya sangat suka mengeksplor budaya di negeri antah berantah yang jarang dikunjungi teman-teman di dalam negeri. Tapi kenyataannya, saya lebih sering menerima email yang menanyakan tips beasiswa daripada tips traveling. Jadi mungkin saja salah satu skill utama saya adalah chasing scholarships. Kalau memang benar, apa salahnya saya sharing dengan para scholarship hunters.

Apabila dirunut, ada tiga beasiswa ke luar negeri dalam 5 tahun ini yang saya ambil: 

1. Peace Scholarship untuk kuliah selama satu semester di Melbourne, Australia (2009)
2. Study at the United States Institute untuk summer study selama dua bulan di Montana, USA (2010), dan yang terakhir
3. Australian Awards Scholarship untuk melanjutkan perkuliahan jenjang S2 di salah satu universitas di Australia (2014-2016)

Diluar beasiswa tersebut, saya mendapat beberapa tawaran beasiswa yang tidak saya ambil. Listnya ada di sini.

Sebenarnya terdapat banyak portal mengenai beasiswa yang kaya informasi dan memotivasi untuk para pemburu beasiswa, diantaranya Indonesia Mengglobal dan Motivasi Beasiswa. Namun mungkin akan lebih menarik untuk mengetahui sendiri pengalaman mengejar beasiswa secara langsung dari saya, si mantan pemburu beasiswa (status ini hanya berlaku untuk sementara).


Jadi hal yang saya lakukan untuk mendapatkan beasiswa sederhananya adalah sebagai berikut:


1. Mengumpulkan informasi beasiswa.

Termaksud dengan ikut milis beasiswa dan sering mengecek portal besiswa (seperti dua situs yang saya sebutkan di atas). Informasi yang saya kira penting saya simpan di dalam satu folder di komputer dan di runut berdasarkan kategorinya, misalnya: Beasiswa Eropa, Informasi Beasiswa, Tips Beasiswa, etc.


2. Membuat list daftar beasiswa yang saya ingin daftarkan (termaksud deadlinenya)

Deadline penting sekali! Jangan sampai karena kesibukan sehari-hari, deadline beasiswa tersebut kelewatan. Dari pengamatan saya, banyak teman pemburu beasiswa yang kehilangan kesempatan berkuliah di luar negeri karena lupa mengirimkan berkas beasiswanya tepat waktu.

3. Mengumpulkan semua dokumen yang diperlukan dengan rapi dan cermat

Pada dasarnya setiap beasiswa meminta calon pelamar untuk mengirimkan dokumen yang isinya kurang lebih sama yakni:

  • CV
  • Transkrip/Ijazah
  • Identitas (KTP atau Pasport)
  • Motivation Letter
  • Recomendation Letter (biasanya dua yakni dari pembimbing akademis dan atasan kerja)

Terkadang ada beasiswa yang meminta legalisir dari dokumen tambahan seperti kartu keluarga atau akte kelahiran. Seluruh dokumen yang kiranya dibutuhkan, disiapkan jauh-jauh hari. Kalau bisa, persiapkan juga kopian dokumen tersebut dalam beberapa rangkap sehingga tidak perlu mondar-mandir mengejar dokumen ketika mengetahui ada beasiswa yang baru buka. Selain itu, perlu pula diperhatikan berapa banyak rangkap dokumen yang diminta oleh si pemberi beasiswa. Biasanya pemberi beasiswa memiliki beberapa panelis sehingga membutuhkan beberapa rangkap dokumen untuk di berikan ke masing-masing panelis.

4. Edit, edit, edit dan edit lagi motivation letter

Boleh dibilang ini adalah hal yang paling sulit bagi saya. Motivation letter itu sifatnya sangat personal. Jadi walaupun ada yang membimbing, kita pribadi harus tahu visi dan misi kita untuk melanjutkan perkuliahan dibidang tersebut. Selain itu, kita juga harus pintar mencari benang merah antara latar belakang pendidikan dan karier dengan visi, misi, keinginan untuk berkuliah di negara tersebut, bidang tersebut dan di universitas tersebut. What important the most is you know exactly what you want and you are on your track to achieve it!

Jangan cepat puas dengan motivation letter yang sudah kamu buat. Perlihatkan motivation letter itu ke orang-orang yang mengerti tehnik dan pola penulisan yang terstuktur. Terima masukan dengan lapang dada, edit dan terus edit sampai mendekati sempurna.

5. Kemas recomendation letter yang baik

Recomendation letter yang baik itu berasal dari sumber yang benar-benar kenal dengan kamu secara professional dan personal. Biasanya pemberi beasiswa gampang mengenali recomendation letter yang benar-benar ditujukan ke seseorang secara pesonal atau customize dari recomendation letter yang diberikan oleh si rekomender kepada banyak orang. Akan lebih baik lagi kalau pemberi rekomendasi kamu adalah prominent figure atau orang yang sudah dikenal secara luas oleh masyarakat untuk bidang studi yang hendak kamu tekuni tersebut.

6. Persiapan interview

Latihan! Simulasi dengan diri sendiri atau dengan teman yang mau dengar celotehanmu. Saya sendiri biasanya latihan dengan merekam diri saya di i-pod atau presentasi sendiri di cermin. Kalau saya pikir-pikir lagi, isi interview beasiswa sebenarnya tidak jauh beda dengan interview pekerjaan. Mereka intinya hanya ingin melihat apakah kamu kandidat yang tepat dan sesuai dengan visi dan misi mereka. Dan it is true, semakin sering kamu interview, semakin lihai kamu menghadapinya.

7. Coba dan coba lagi

Gagal itu biasa dalam beasiswa. Saya pernah juga gagal dan patah hati. Tapi life goes on. Dan mimpi harus terus dikejar. Jangan putus asa karena kegagalan hanyalah satu fase yang dilalui dalam mengejar beasiswa. Coba banyak beasiswa, jangan hanya targetkan satu.

8. Be Persistence!

Kembali lagi saya mengulang kata yang sering saya sampaikan untuk para pengejar beasiswa. Hal yang paling utama dalam mengejar beasiswa adalah keteguhan hati. Penolakan memang menyakitkan dan saya mengerti “A human can’t take too much rejection at the same time”. Tapi saya selalu percaya kegigihan akan menghasilkan buah manis. If it is for you, it will come to you just on the right time. If it is not now, it'll come sooner or later. But please just don’t give up! Be persistence!



Sekian dari saya. Akan saya update lagi apabila ada inspirasi baru. Good luck all the scholarship hunters!



Love,


Olivia

No comments:

Post a Comment

I'd like to read a comment from you!

Note: only a member of this blog may post a comment.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts