Tuesday 25 September 2012

Budgeting for Backpacking Trip to Bromo and Ijen from Jakarta


Berwisata ke Bromo adalah salah satu agenda yang sangat digemari oleh wisatawan domestik maupun internasional. Uniknya lagi banyak wisatawan yang mengunjungi Bromo adalah backpackers, karena untuk dapat mencapai objek wisata ini tidak diperlukan biaya mahal. Bilapun ada paket tour yang menawarkan paket wisata ke Bromo, umumnya tarif yang dipasang tidak terlalu mencekik kantong. 

Bromo memang sudah lama terkenal dengan pemandangan sunrise yang breathtaking. Bahkan banyak turis dari mancanegara yang sengaja datang ke Indonesia hanya untuk melihat pemandangan alam spektakuler tersebut. Tidak jauh dari Bromo terdapat Kawah Ijen, sebuah Kawah berwarna biru cerah yang berlokasi di kompleks Gunung Ijen. Bukan hanya pemandangan kawahnya yang indah, namun juga pemandangan alam dalam perjalanan mendaki menuju Kawah. Walaupun dibutuhkan 3 km berjalan kaki untuk sampai ke puncak untuk dapat melihat kawah, namun selama perjalanan menuju kawah Ijen mata akan dimanjakan dengan panorama pegunungan tinggi yang sejajar dengan ketinggian awan. Selain kedua objek wisata tersebut, ada banyak objek lain yang bisa diexplore di sekitar Jawa Timur, contohnya Baluran (Taman Nasional), Pantai Sempu (dikenal dengan keindahan pantainya yang menandingi Raja Ampat), atau menjelajahi kota Batu yang sejuk. 

Saya sendiri baru saja mengunjungi Bromo, Ijen dan Batu beberapa hari yang lalu bersama dengan dua orang rekan saya. Saya akui untuk bisa mencapai kedua objek wisata tersebut tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak. Bagi yang ingin berwisata ke Jawa Timur dengan budgmen minim, berikut adalah rincian pengeluaran saya berwisata ke Bromo-Ijen dari Jakarta. Semoga bisa dijadikan bahan pertimbangan: 



Budgeting:



Day I

Flight Jakarta-Surabaya (by Sriwijaya) = Rp.285.000,-

Aiport tax (Soekarno Hatta Airport) = Rp. 40.000,-

Damri Bus (AC) from Surabaya Airport to Surabaya Bus Terminal = Rp. 15.000,-

Bus (AC) from Surabaya Bus Terminal to Probolinggo = Rp. Rp.23.000,-

Elf (non-AC) from Probolinggo to Bondowoso = Rp. 25.000,-

Standart room in Cafe Lava Hostel Rp.185.000 (shared by two) = Rp.95.000,-



Day II

Rent a Jeep to go around Bromo Rp.350.000 (shared by six) = Rp. 60.000,-

Ride a Horse to reach the top of Bromo = Rp.100.000,-

Elf (non-AC) from Bondowoso to Probolinggo = Rp. 25.000,- 

Packet Trip from Probolinggo to Ijen return (include driver, private car, and shared room in Arabica Homestay) = Rp. 500.000,-


Day III

Entrance Ticket to Ijen Area = Rp.25.000,-

Bus (AC) Probolinggo – Malang = Rp.23.000,-

Public Transport (non AC) Malang – Batu = Rp. 8.000,-

Villa in Batu Rp.250.000 (shared by three)= Rp. 85.000,- 



Day IV


Jazucci with Sulfur water in Batu = Rp.25.000,-

Public Transport (non AC) Batu – Malang = Rp. 8.000,-

Bus (AC) Malang – Surabaya = Rp.20.000,-

Surabaya- Jakarta (Executive Train) = Rp.385.000,-



Total = Rp.1.747.000,- (exculde foods and miscellaneous)



Its equal with around $180 for 4 days trip to East Java. Not really expensive um?


Enjoy the Trip Folks! 




Love,


Olivia


Monday 24 September 2012

Escape to East Java (Bromo Trip)

I've just finished trip to East Java for 4 days during Jakarta's public holiday for the city major election.
Escaping to East Java was a really great idea!
Never expect the breathtaking panorama like that really exist there.

Here are some shots...

Everyone was waiting for the sunrise

Alrite, I know this is a silly cap 

I broke my shoe

Travel buddies

Going around by Jeep, yihaa...

See.. I can't really stand wearing shoes

Walking without the right shoe for the rest of the trip

Seems like i was still in my dream

There was a Hindu temple up there as the majority of the ppl are Hindus

Its not a donkey, its a horse, ok?


Will write a story later on.



Love,


Olivia

Thursday 13 September 2012

Catatan Perjalanan Backpacking ke Sri Lanka

Mungkin tidak banyak orang yang ingin berwisata ke negara di Asia Selatan, apalagi yang namanya jarang terdengar di telinga seperti Sri Lanka. Namun hal tersebut tidak berlaku pada saya. Memang awalnya tergiur promo murah dari budget airline rute Kuala Lumpur - Sri Lanka untuk periode keberangkatan enam bulan dari masa pembelian penerbangan tersebut. Akan tetapi karena dari dahulu sering penasaran dengan negeri-negeri yang jarang dari pemberitaan di Tanah Air, saya dan dua orang teman saya akhirnya membeli tiket penerbangan tersebut satu arah. Waktu berlalu begitu cepat dan tidak terasa sudah 6 bulan berlalu. Seminggu sebelum keberangkatan akhirnya kami teringat bahwa kami mempunya tiket satu arah dari KL- Colombo. Berhubung sebelumnya sudah terlanjur juga beli tiket Jakarta-KL untuk mengejar penerbangan tersebut, akhirnya kami putuskan untuk berangkat. 

Beberapa hari sebelum berangkat saya baru tersadar bahwa ternyata peraturan terbaru, pengunjung yang ingin memasuki Srilnka (kecuali beberapa negara tertentu) membutuhkan visa. Padahal sebelumnya memasuki Sri Lanka bisa tanpa visa. Untungnya untuk apply visa Sri Lanka bisa dilakukan online dan hanya membayar 20 dolar (pembayaran dapat dilakukan dengan kartu kredit). Nah, tapi permasalahannya saya masih buta mengenai tempat yang akan dikunjungi di Sri Lanka. Buru-buru lah saya men-download e-book Lonely Planet dan memasukannya ke dalam i-pod saya untuk bisa di baca selama di penerbangan. Selain itu saya juga memposting di group Sri Lanka Couchsurfing (salah satu situs untuk para backpack dunia) tentang rencana kedatangan saya yang ditanggapin dengan baik. Ada sekitar 20 message masuk ke dalam inbox saya menanyakan tentang rencana kedatangan saya. Bahkan sampai whatsaap dan bbm-an dengan seorang CS (singkatan Couchsurfer) dari Sri Lanka beberapa jam sebelum saya berangkat.

Akhirnya setelah transit dan tidur ngemper di KL, sampailah pagi-pagi jam 7 di Colombo dengan penerbangan murah meriah. Kesan pertama begitu keluar dari Colombo International Airport: berasa kembali ke Jakarta beberapa puluh tahun yang lalu. Pasalnya mobil yang beseliweran di jalan jenis Land Cruiser zaman bahelak. Selain itu bus-busnya yang tersedia pun tipe zaman perang. Setelah tanya sana-sini akhirnya kami menaiki salah satu bus zaman perang tersebut ke kediaman salah satu kenalan dari Couchsurfing (yang belum pernah bertemu). Untungnya, karena Sri Lanka adalah bekas jajahan Inggris, maka seperti umumnya negara anggota persemakmuran fasih berbahasa Inggris. Jadi kami tidak mendapatkan kendala dalam berkomunikasi.

Begitu sampai di rumah teman baru saya tersebut, kami disambut dengan baik, terutama oleh pihak keluarganya. Ditanya banyak hal tentang Indonesia sambil mereka juga menceritakan tentang budaya di Sri Lanka. Setelahnya kami disuguhkan banyak makanan enak yang dimasak sendiri oleh Ibu teman saya itu! Yum... makanan tersebut saya akui makanan terlezat dari semua makanan ala Sri Lanka yang akhirnya kami singgahi.

Setelah asyik bercengkrama, malam harinya kami memutuskan untuk berkeliling sebentar di ibu kota Sri Lanka, Colombo. Ibu Kota ini menarik karena berada di pesisir pantai dengan banyak bangunan tua bekas peninggalan Inggirs. Namun kota ini tidak segemerlap Ibu kota negara pada umumnya. Bahkan menurut saya masih jauh dari Jakarta. Jarang saya melihat bangunan bertingkat, keculi beberapa apartemen dan resident yang pada umumnya dihuni oleh para ekspatriat. Puas menikmati keindahkan kota, akhirnya kami memutuskan untuk berbelanja di sekitar Kolombo. Sudah bukan rahasia lagi bahwa Sri Lanka adalah negara penghasil teh terbaik di dunia. Oleh karenanya, berbelanja produk teh adalah hal yang wajib dilakukan selama di Sri Lanka. Ada berbagai jenis teh yang ditawarkan, mulai dari teh dengan rasa, teh berdasarkan wilayah penanaman, hingga teh yang dibagi berdasarkan ketinggiannya pada saat ditanam.

Bocah Sri Lanka di sekitar daerah perkebunan teh
Sebagian besar rumah makan kecil di Sri Lanka memasang iklan dengan kata ‘Hotel’, yang membuat wisatawan awalnya bingung. Anehnya lagi, hampir semua rumah makan di Sri Lanka hanya menawarakan Rice dan Curry sebagai menu utama. Tapi jangan heran bila sewaktu-waktu menemukan menu ‘Nasi Goreng’atau ‘Gado-gado’ di sebuah restoran di Sri Lanka, karena makanan tersebut dibawa oleh Belanda dari Indonesia pada masa kolonial.

Berikut adalah sedikit review dari beberapa tempat yang kami kunjungi selama berada di Sri Lanka:

1. Colombo

Hal yang menarik dari Colombo adalah keberadaan gedung-gedung peninggalan Inggris yang masih berdiri kokoh di pusat kota. Selama berkeliling, saya tersadar bahwa di Colombo jarang sekali perempuan yang berpergian dijalanan dengan kaus dan jeans, hampir semuanya mengenakan busana tradisional Sari.

2. Kandy
Kandy adalah sebuah kota dengan udara yang sejuk dan merupakan kota terbesar kedua di Sri Lanka. Kota ini juga dinobatkan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO. Kandy tempat transit yang paling cocok sebelum melanjutkan perjalanan ke daerah wisata yang lain di Sri Lanka, karena disekitar daerah ini banyak tempat yang menarik dikunjungi seperti misalnya Temple of Sacred Tooth dan danau buatan Kandy Lake yang lokasinya saling bersebelahan.
Saya dan travel buddy di depan Kandy Lake

Pemandangan Kandy dari atas bukit

3. Temple of Tooth Relic

Sebagai negara tujuan utama peribadahan bagi penganut Budha, berwisata ke kuil Budha merupakan agenda wajib bila berkunjung ke Sri Lanka. Saya sendiri berkesempatan mendatangi salah satu kuil paling terkenal di Sri Lanka yang bernama The Temple of Sacred Tooth Relic. Disebut demikian karena konon relic gigi Budha disimpan didalam kuil ini. Sejarah menceritakan bahwa telah banyak perang terjadi akibat dari perebutan Tooth Relic. Hal ini karena Tooth Relic tersebut dipercaya dapat memberika kekuasan dalam pemerintahan bagi siapapun yang memegang atau mendapatkan relic tersebut.

Temple of Tooth Relic

4. Adam’s peak

Adam’s Peak adalah gunung setinggi 2243 meter yang sangat sakral untuk penduduk Sri Lanka. Uniknya lagi, pendakian ke puncak Adam’s peak dianggap sebagai ziarah bagi empat agama utama di dunia yakni Budha, Hindu, Islam dan Kristen. Umat ​​Buddha percaya bahwa jejak di puncak bukit berasal dari Buddha, sementara umat Hindu menganggapnya sebagai tanda dari Shiva, umat Muslim percaya itu bahwa tanda itu berasal Adam, yang menangis setelah kehilangan Ede, sementara umat Kristiani yakin lekukan bukit itu terjadi ketika St.Thomas berdoa di puncak gunung. 

Adam's Peak
Akhirnya setelah 1000 tangga, sampai juga di puncak

5. Shadow of Adam’s Peak

Pendakian ke puncak Adam’s Peak yang memakan waktu 3 - 4 jam tidak akan sia-sia, sebab pemandangan Hill Country ketika berada dipuncak gunung tersebut sangat memukau mata. Selain itu, bila kita tiba di puncak bukit tepat sewaktu matahari terbit, kita bisa melihat fenomena alam Shadow of Adam’s Peak, dimana akan muncul siluet bayangan gunung yang terlihat mistik. 

Shadows of Adam's Peak

6. Galle

Kota yang berada di ujung Selatan Sri Lanka ini telah berdiri sejak abad ke -16 dan mengalami perkembangan pesat selama periode kolonial Portugis, Belanda dan Inggris. Objek yang paling menarik di kota ini adalah situs warisan dunia bernama Galle Fort, yang dianggap sebagai sebuah kota benteng terbaik yang pernah dibangun oleh Eropa di Asia Selatan. Berkeliling dengan menggunakan sepada di Old Town Galle membuat kita serasa menjelajah waktu ke masa lampau.

7. Unawantuna Beach

Unawatuna merupakan salah satu pantai terpopuler di Sri Lanka. Meskipun sempat tersapu gelombang Tsunami di tahun 2005, namun pantai ini tetap kedatangan turis yang hendak menikmati keindahan pasir putih Unawantuna. Tidak jauh dari Unawatuna, terdapat sebuah pantai yang sangat indah dan tidak banyak pengunjung bernama Jungle Beach. Berada di pantai tersebut, membuat saya merasa seolah-olah berada di pantai pribadi.
Jungle Beach




Demikian dulu cerita saya. Akan saya sambung di posting berikutnya... 
Ditunggu komentarnya.





Love,



Olivia



Thursday 6 September 2012

Evergreen Songs List

Dear Folks,

These are my favorite everlasting-evergreen songs. I know it's kinda classic, but I just looveee good old songs! Maybe because when I was a kid, my Dad used to play these songs again again every single week of our journey from Berastagi to Medan and return.
Anyway, enjoy!

1. Rick Price -Heaven Knows


2. Jose Marie Chan - Beautiful Girl


3. Eric Clapton - Tears in Heaven


4. Roxette - It Must Have Been Love


5. Abba - Dancing Queen


6. Minnie Riperton - Loving You




Love,



Olivia

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts