Saturday 4 August 2007

Walking Down Town

Hari ini aku keluar dari sarang penyamun. Bukan deh. Hari ini setelah tiga hari besemedi dalam rumah yang dingin, aku akhrinya jalan-jalan sama Mom. Kami berdua pergi ke Kabanjahe, kota kecil yang letaknya 11 km dari Brastagi. Kota tempat aku SMP dulu. Kota itu hangat dan sejuk. Tidak sedingin Brastagi, tidak pula sepanas Medan. Hari ini aku pertama kalinya lagi naik angkot itu. Aku ingat ada beberpa jenis angkot yang beropreasi dsitu. Selama di jalan, aku perhatikan tidak banyak yang berubah dari kota ini. orang-orangnya , jalanya, bangunannya. Emamng udah banyak pembangunan disan-sini. Tapi keseluruhannya tidak mengubaj wajah kota itu.
Aku jadi teringat bagaimana perasaanku waktu kecil. Waktu pertam akalinya Dad membawa ku ke kota itu. Waktu itu aku mungki n masih TK atau Playgroup. Jantungku berdegup menemukan sesuatu yang berbebeda di kota itu. Masih terngiang suara Dad waktu itu. Sambil mengendari mobil ia berkata “Ini namanya tuku catur.”, kemudian ia menunjuk pada sebuah tugu. Ketika mobil sedanku berbelok, aku bisa melihat dengan jelas sebuah tugu berbentuk anak catur Kuda hitam dengan gagahnya.Aku memang suka kota itu, karena berbeda dengan Brastagi yang dingin, sudut-sudut jalan di kota itu seperti mengajak ku terus bangkit. Tetapi tetap saja secara keseluruhan, tata kota Brastag jauh lebih baik.
Ketika melewati bekas SMP ku dulu (SMP N 1 Kabanjahe), aku bagai mengulang kembali memori masa laluku. Masa-masa bandelku di dulu. Teringat tiap kejadian di jala-jalann yang aku lewai sepulang sekolah, teringat petualanganku, kebandelanku, teman-temanku dan kisah asmara monyet ku.
Akhirnya kami sampai di pajak yang berada di inti kota Kabanjahe. Setelah belanja ini-itu, kami akhirnya memutuskan untuk makan. (Mom belanja pakaian dalam yang beratnya hanya beberapa ons seharga Rp.320.000,- ) Aku jadi ingat tempat makan yang letaknya masih di pajak itu dulunya terkenal sekali di kalangan teman-teman SMPku. Hanya untuk megulang kenangan lama, aku memesan bakso yang dulunya selalu ku pesan. Sebenarnya aku gak begitu pengen makan bakso karena :
  1. Aku kan semi vegitarian, sementara bakso itu full of meats.
  2. Masih ingat kan berita heboh beberapa saat lalu yang bilang kalau dalam pembuatan daging bakso ternyata memakai daging kucing dan daging tikus
  3. Kuah bakso itu banyak vetsinnya! Itu pasti!
  4. Aku gak yakin dengan saus dan sambal yang di hidangkan disitu. Aku pernah dengar certia ttg cara pembuatan saus-sambal oleh bibikku yang secara langsung melihatnya. Ceritanya mengerikan! Bukan mustahil kan dia membuat saus-sambal itu dengan mencampurkan cabe-tomat busuk dan koran di blender jadi satu.
  5. Aku gak yakin sama cabe yang di hidangkan nya juga.
  6. Aku melihat, mereka mencuci piring dan segala perkakas lainnya dengan hanya mencelupkan nya ke air beberapa kali tanpa pencucian yang steril.
  7. Aku gak yakin sama orang yang masak, soalnya yang masak kan cowok. Walaupun pada kenyataannya koki adalah para cowok, tapi aku yakin sepenuhnya bahwa (dalam kasus umum) cewek jauh lebih bersih/steril daripada cowok.
  8. Ah, tampaknya aku terlalu belagu ya?
Akan tetapi, karena alasan yang tadi telah aku utaran ‘Ingin merasakan kembali hal yang pernah aku lakukan sebelumnya’, akhirnya aku makan saja baksonya.
Sejenak aku memerhatikan cara hidup penduduk sini secara detail. Banyak budaya luar (asing) yang masuk kedalam kota-kota kecil di seluruh pelosok Indonesia. Budaya luar itu terutama di bawa oleh para kaum muda yang ingin menirukan gaya hidup kota-kota besar (metropolitan). Keseluruhannya berpadu dengan budaya setempat yang kemudian mempengaruhi cara hidup para warganya, baik kaum muda dan tua. Aku, kamu, kita semua adalah salah satu kaum muda itu. Sedikit perubahan yang kita perbuat akan memberi kontribusi yang berarti bagi daerah, kota, provinsi dan negara kita. Dalam hati, aku pun berjanji bahwa aku akan berusaha yang terbaik demi kebaikan bersama. Believe me, you’re so worthy!
Thursday, August 02, 2007 2:47 P.M.

No comments:

Post a Comment

I'd like to read a comment from you!

Note: only a member of this blog may post a comment.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts