Saturday 4 August 2007

Jogging

Jogging

Kali ini aku akan menceritakan tentang pengalaman lari pagiku alias jogging. Hari ini aku di bangunkan pagi-pagi sekali, sekitar jam 5-an. Dad dan Mom adalah dua orang yang cukup aware ama kesehatan serta rutin melakukan olahraga tiap pagi. Jadi mumpung salah satu anak gadis mereka lagi bareng mereka di Brastagi (yang merupakan kota tempat tumbuh dan lahirku), mereka pun akhirnya mengajakku joging bareng mereka. Untung kemaren aku cukup tidur, jadi aku bisa bangun cepat pagi ini. Udara dingin yang menusuk membuatku pengen lanjut tidur. Tapi… jangan deh. Aku kan udah lama gak olahraga, ntar perutku bisa tambah buncit. Setelah mencuci muka, gosok gigi, minum air plus acara melamun (dalam rangka mengembalikan kesadaranku) yang keseluruhannya memakan waktu hampir 20 menit, akhirnya aku siap untuk jogging. Kita jadi kesiangan deh joggingnya. Kata Mom ini semua karena Uliph yang kebanyakan ‘upacara’. Kemudian dengan memakai stelan jogging lengkap ala Brastagi (topi, jaket hangat, celana panjang, sepatu plus kaus kaki), kami bertiga mulai lari-lari kecil.
Hm... udah cukup lama juga aku gak jalan-jalan pagi. Pemandangan di sepanjang jalan mengingatkanku ke masa-masa kecilku dulu. Rasanya gak nyangka juga ya aku di besarkan selama 14 tahun di kota kecil di daerah pegunungan gini. Tapi walaupun ini kota kecil, setahuku bagi dunia internasional kota ini lebih terkenal daripada kota Medan sendiri. Pasalnya kota ini kan kota tempat tujuannya para turis-turis. Liat aja disini banyak hotel berbintang, banyak wisma, banyak losmen, banyak bungalow. Bahkan ada arena permainan yang mirip dufan mini yang dinamakan Mikie Holiday. Semuanya dirancang untuk para turis baik domestik maupun internasional.
Selama ini aku merasa pemikiranku belum terbuka. Hal ini dilaterbelakangi oleh faktor pengetahuanku akan tata kota. Hingga menginjak usia remaja, kota yang aku kenal hanya Berastagi, Kabanjahe (kota tempat aku melanjutkan SMP) dan Medan. Aku gak pernah berpergian jauh dari lahir hingga remaja. Aku memang pernah pergi ke kota-kota di sekitaran samosir. Itupun masih dapat di hitung dengan menggunakanjari satu tangan. Aku bahkan pertama kali pergi ke Tarutung (nama kota dekat Samosir) waktu duduk di kelas 2 SMP. Sementara itu, aku pertama kali menginjakkan kaki ke pulau Jawa waktu kenaikan kelas 2 SMU. Disitu juga lah aku petama kalinya naik transportasi laut dan udara (naik kapal dan pesawat terbang). Kalau dipikir-pikir, yang begitu sebenarnya ketinggalan banget buat seseorang yang bukan di besarkan dipelosok kan?
Kembali ke soal jogging. Selama di jalan, Dad dan Mom kalau berpapasan dengan orang, pasti langsung menyapa/disapa lengkap dengan pertanyaan basa-basi ala kadarnya itu. Iyalah, ini kan kota kecil yang kebanyakan penduduknya udah saling ngenal. Setelah aku analisis ternyata gak banyak juga yang berubah dari kota ini. Toko-tokonya masih sama, jalanan dua arah yang sempit itu juga masih sama, tugunya pun masih kokoh berdiri. Selama di jalan, aku bisa melihat pohon cemara yang tumbuh berjejeran di dekat trotoar. Ada pula wisma dan hotel yang dibangun diatas bukit lengkap dengan pekarangannnya yang luas dan khas. Penduduk lokal yang sedang berjalan dengan memakai sebagian pakaian adat, saling bertutur kata dengan bahasa daerah (karo). Kuda-kuda yangseliwiran di jalan terkadang membuang tinja sembarangan di atas aspal. Kesemuanya itu indah ya? Selanjutnya bisa kurasakan udara yang dingin menembus hingga ke kulit, embun yang sejuk menempa pipiku dan membuatnya memerah. Dingin... identik dengan kota kecil ku ini.
Setelah menjelajahi jalan aspal berbukit dan melewati beberapa tempat penginapan. Akhirnya kami nyampe juga di atas bukit (Gundaling.red). Dari atas situ bisa dilihat dengan jelas pemandangan kota Brastagi. Indah memang. Rumah-rumah berderet, jalan-jalan berkelok kelok, ladang-ladang berjejer di tepi. Menatap kearah kejauhan, aku bisa melihat awan yang menutupi sebagian lereng gunung Sibayak. Diseberangnya keadaan gunung Sinabung yang tidak kalah indah. Aku bisa mengerti mengapa selama ini aku kurang artistik terhadap karya seni yang menyangkut keindahan ala. Itu karena aku ilfil. Selama ini selalu melihat alam yang indah di Brastagi, gak beda dengan yang selalu diperlihatkan di kartu-kartu pos pariwisata. I’m very proud of Brastagi.
If someday I become a succesful person, I’ll always back for u my city. I promise... =)
Tuesday, July 31, 2007 ± 2.00 P.M.

No comments:

Post a Comment

I'd like to read a comment from you!

Note: only a member of this blog may post a comment.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts