Thursday 17 July 2008

Hotel Rwanda


Dari awal aku telah merencanakan untuk mengisi kekosongan liburan dengan menonton lusinan DVD yang aku pinjam dari kerabat-kerabat tersayang. Namun karena masih senang melancong di Medan akhirnya DVD-DVD tersebut (jangan tanya original atau bajakan) aku abaikan saja untuk sementara waktu. Nah, karena belakangan ini aku udah kecapaian berpergian dan cukup muak juga untuk baca buku akhirnya berguna jugalah DVD tersebut sebagai intermezo kegiatan liburanku. Dari sejumlah DVD tersebut aku sudah menonton hampir semua film yang berbau romantis, jadi aku berpikir untuk kembali ke dunia HI dan menonton film yang agak berbau politik internasional. Jadilah aku memilih untuk menonton film Hotel Rwanda. Film ini dibintangi oleh Don Cheadle, Sophie Okonedo, dan Nick Nolte dan diproduksi pada tahun 2004. Film ini bercerita tentang bagaimana seorang manager hotel bernama Paul Rusesabagina dengan tulus memberikan hotel bintang lima-nya yang bernama Hôtel des Mille Collines menjadi tempat penampungan sementara bagi sekitar 1350 orang selama kerusuhan antara suku Tutsi dan Hutu di Rwanda. Diawal film aku pikir film ini akan penuh dengan intrik-intrik politik yang akan membuatku ngantuk. Ternyata enggak, film ini memuat banyak nilai kemanusian dan HAM. Menurutku film ini cukup sesuai dengan cluster HI yang akan kupilih nantinya ‘Masyarakat Transnasional’ karena film ini memuat cukup kuat tentang individual identity. Dipertengahan film aku sempat menitikkan air mata sewaktu si Madam yang berkerja di Palang Merah bercerita bagaimana seorang bocah yatim piatu Tutsi dibunuh oleh tentara Hutu. Kira-kira si bocah itu bilang begini ke Madam “Please don’t let them kill me, I promise I won’t be Tutsi again.” Ironis waktu si wartawan asing menanyakan suku kepada dua orang gadis yang sedang duduk di bar hotel karena sebenarnya dari fisik keduanya tidak bisa terbedakan (mungkin dari nama terbedakan). Kemudian si wartawan bilang “They could be twice.”, sangkin gak bisa bedakannya mana Tutsi dan Hutu. Yang aku tangkap dari film tersebut disebutkan disitu bahwa pada awalnya kaum kolonialis Belgia yang pernah menjajah daerah Rwanda lah pertama sekali yang membagi antara suku Tutsi dan Hutu. Si Tutsi adalah orang yang hidungnya lebih bagus dan memiliki perawakan elegan, mereka adalah kaum minoriti. Mereka dipercaya oleh kolonialis Belgia untuk mengusahakan administrasi di wilayah jajahannya pada saat itu. Semenata suku Hutu adalah orang-orang dengan perwakan lebih hitam dan hidung yang besar. Mereka yang kaum mayoritas diabaikan dan dijadikan sebagai pekerja kasar. Nah, selepas dari jajahan Belgia, maka kaum Hutu ingin melakukan pembalasan kepada kaum Tutsi karena selama ini mereka hidup dalam penderitaan. Pembalasan tersebut terwujud oleh semangat nyata dari para pemimpin militer Hutu. Situasi semakin memburuk ketika Presiden Rwanda saat itu terbunuh diatas pesawat yang tertembak pada saat hendak mengadakan kesekepakan perdamaian. Sementara itu sebagian dunia luar (terutama Barat) tutup mata dan tidak ingin ikut campur dengan permasalahan ini. Aku belum mencari informasi lebih lanjut kenapa sikap negara Barat seperti itu, namun analisis sementaraku menyimpulkan bahwa pihak Barat tidak melihat adanya intrest di Rwanda. Maka akhirnya terjadilah genocide besar-besaran di Rwanda yang meskipun tidak ada sensus resmi dari pemerintah Rwanda, namun diperkirakan memakan korban meninggal lebih dari 1.000.000 jiwa.
Kalau aku bandingkan dengan kasus genocide dan pelanggaran HAM berat yang lain, menurutku sebenarnya konflik di Rwanda ini tidak begitu pelik, hanya menyangkut kepentingan antara dua suku, kepentingan politik segelintir pemimpin militer dan kepentingan ekonomi mengingat Rwanda tergolong negara dunia ke-3. Secara keseluhan menurutku konflik di negara-negara eks Yugoslavia seperti Serbia dan Bosnia lebih pelik karena menyangkut perselisahan beberapa agama, suku, dan kepentingan negara-negara powerful. Pada akhirnya aku bisa bilang kalo cerita di film ini bagus banget. Banyak nilai-nilai yang bisa kamu serap dari film ini. I recommend u to watch it!

No comments:

Post a Comment

I'd like to read a comment from you!

Note: only a member of this blog may post a comment.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts