Saturday 7 February 2009

Soal Kerjaan

-->
Libur imlek! Hore…. akhirnya aku bisa istirahat di kosan, membereskan segala hal yang berantakan di kosan dan juga, memanjakan diri. Beberapa hari pasca sakit tifus, aku kembali disibukkan dengan aktifitas baruku. Aku sekarang kerja jadi Event Organizer sebuah acara dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan). Kerjanya sih gak gitu berat, cuma perjalanan menuju tempat kerja (Kawasan Menteng Jakarta) itu yang berat. Aku harus berdiri sekita 45 menit tiap pagi dan sore di Kereta karena kondisi transportasi itu di jam berangkat dan pulang kerja memang padat manusia. Jadi aku hampir selalu tidak kebagian kursi kereta. Belum lagi aku harus berjalan kaki ke gedung Komnas Perempuan dar Halte Halimun plus hitungan jalan kaki dari simpang kosanku. Intinya, aku capek di jalan! Orangtuaku agak kwatir karena sepertinya aku mulai melakukan kerja yang lumayan berat pasca sakit. Padahal orang yang habis sakit tifus itu gak boleh terlalu capek, katanya. Tapi mengingat kesempatan ini gak selalu datang, maka aku kuatkan diri untuk menjalaninya. Sejauh ini semua kerjaan masih menyenangkan. Kerjaan yang kulakukan di sana sebenarnya gak jauh beda sama yang kukerjakan di International Office (IO). Bedanya kalau di IO aku harus berhadapan dengan tamu-tamu yang datang. Sementara kalau di Komnas Perempuan aku lebih banyak bekerja di balik panggung. Omong-omong soal IO, sebenarnya aku belum resign juga dari sana. Tapi akhirnya kuputskan untuk mengakhiri masa kontrakku saja.
Kembali ke soal Komnas Perempuan, setelah ku pikir-pikir dari dulu aku memang ingin bekerja di tempat seperti itu. Tempat yang idealis, yang memperjuangkan hak-hak orang lain. Tapi setelah aku masuk di dalam, kenapa sepertinya aku merasa biasa aja. Gak terlalu enjoy, gak benci juga. Semakin lama aku jadi semakin bingung apa yang kuinginkan. Aku sekarang di tahun ke tiga kuliahku. Tahun depan (kalau Tuhan mengizinkan) mungkin aku akan lulus kuliah di usiaku yang ke 21. Tapi ironisnya aku jadi semakin bingung apa yang kuinginkan. Kerja di Deplu? Hm… maybe the last alternative. Kerja di kantor-kantor swasta? Oh No. Aku gak mau jadi sapi peras orang lain. Jadi wartawan? Aku sering dengar cerita tentang tidak enaknya kerja jadi wartawan. Dari hati nurani, aku pengen jadi penulis. Tapi ku pikir prospek profesi seorang penulis di Indonesia tidak sebaik profesi yang lain. Lagian siapapun bisa jadi penulis kan? Aku kan bisa melakukan bekerja tetap sambil menulis. Maksudku penulis kan bisa jadi side job dari pekerjaan tetapku kelak. Menulis adalah hobby. Dan kupikir profesi penulis tidak harus dijalankan fulltime. Orangtuaku sendiri tidak akan memasalahkan aku ingin jadi apa. Bagi mereka yang terpenting aku serius dengan apa yang aku kerjakan. Sebab mereka yakin pekerjaan apapun bila dilakukan dengan serius, tulus, dan sungguh-sungguh, pasti memberikan hasil yang baik. Hah, apapun pekerjaanku nanti, aku ingin pekerjaanku itu tidak mudah membuatku bosan (karena aku orang yang gampang bosan). Satu yang pasti soal kerjaan, aku gak mau kerja di Jakarta. Tolong tempatkan aku di daerah yang tenang di Indonesia. Jakarta terlalu penuh dengan pikiran materialistis. All I want is a peace in life.
Monday, January 26, 2009 9:28 AM




Monday, January 26, 2009 9:28 AM

No comments:

Post a Comment

I'd like to read a comment from you!

Note: only a member of this blog may post a comment.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts