Tuesday 24 August 2010

Another Story about Ambition and Happiness

Aku dikelilingi dengan orang-orang yang ambisius. Aku tahu ada banyak orang yang terus mengejar prestasi –prestasi serta kemudian menyebarluaskan prestasi prestasinya itu supaya dikagumi orang. Kebahagiannya berasal dari kekaguman orang terhadapnya. Tapi, you know what? I’m not admiring u at all. Karena jeleknya kompetisi mereka kadang-kadang tidak sehat, mereka bisa jadi tertutup untuk isu tertentu karena security dilemma. Mereka itu kayak dari jauh terlihat bagus tapi ternyata dari dekat enggak.

Aku tahu orang-orang yang gak usah banyak ngomong dan gak bertujuan mengejar prestasi-prestasi itu tapi berusaha berkontribusi nyata untuk membantu dunia, dari hal yang paling kecil saja.
Mike Mansfield adalah tokoh favoritku untuk yang satu ini.

Aku dengar cerita tentang Mrs. Mansfield waktu aku ke Mike dan Maureen Center di D.C. Nama Mike dan Maureen Center juga dinamakan dari nama bapak ini. Singkat cerita dia sebenarnya adalah penambang yang hidup pas-pasan dari Montana. Waktu dia masih remaja dia pernah memalsukan akte hidupnya supaya kelihatan lebih tua dan bisa masuk militer. Suatu hari dia jatuh cinta sama Maureen. Tapi orang tua Maureen gak senang dengan profesi Mike yang hanya seorang penambang. Oleh karenanya dia berusaha mengejar edukasi sampai akhirnya dia menjadi dosen di Motana State University. Setelah dia ikut dalam politik, dia akhirnya ditugaskan menjadi duta besar di Jepang. Dia adalah satu satunya duta besar yang ditugaskan paling lama di Asia. Dia salah satu tokoh yang mengeratkan hubungan A.S dan Asia Timur. Selama hidupnya dia selalu berusaha rendah hati. Dia sebenarnya kurang senang nama institusi tersebut named after his name. Bahkan sewaktu dia meninggal dia hanya ingin dimakamkan dipekuburan tentang sebagai private (prajurit). Aku hampir nangis waktu dengar cerita ini. :’(
Lihat cerite lebih lengkap di sini atau wikipedia tentang beliau.

Live in Montana for a month is unforgetable moment in my life.

Pacarku bilang dia mau berusaha mengumpulkan uang dan jadi kaya baru membantu orang-orang yang miskin. Aku bilang itu bullshit. Aku gak harus jadi orang kaya dulu untuk membantu orang-orang lemah. Aku bisa melakukannya dari hal-hal kecil. Kalau kita tidak bisa melakukan hal yang kecil dari mana hal yang besar itu datang? Perkara besar berasal dari perkara kecil (Jhon 6:1-14)

Aku sendiri sudah cukup bahagia dengan kehidupanku sekarang. Aku mau berusaha bersyukur atas semua yang kucapai sambil terus memanfaatkannya kesempatan yang ada. Aku menikmati waktuku bersenang-senang dengan pacarku, nonton bareng di outdoor cinema, menemaninya makan di taman setiap malam habis gym, bercanda dengannya dan teman-temannya di kampus. Aku menikmati waktuku dengan teman-temanku, cuhat sampai tengah malam, karokean, jalan ke mol (well, this is not my hobby though). Aku mensyukuri cinta orangtuaku kepadaku dan aku ingin tetap membuat Mom n Dad bangga. I love u!

It's been a year, sayang! =D
Aku menikmati waktuku traveling ke beberapa kota di berbagai belahan dunia selama 1 tahun ini (Australia, Thailand, Malaysia, Singapore, China, Jepang, Amerika Serikat, Kanada). Mengobservasi hidup, menikmati alam, mesyukuri keberdaanku di tempat itu, mengenal orang-orang baru dengan budaya yang beda sekali denganku, semuanya!

Aku belum tahu jelas kerjaan yang paling sesuai setelah wisuda bulan January 2011 nanti (sebelum mengambil master degree). Yang pasti aku mau mengejrakan sesuatu yang berguna untuk masyarakat. Bukan diperusahaan atau bank atau swasta lainnya. By the grace of God, everything will be fine for sure. :)

1 comment:

  1. aku stuju bgt dg kata2 "gak harus jadi orang kaya dulu untuk membantu orang-orang lemah"
    wah sirik nih aku, enak banget yah jalan2 trus. kpn yah bisa spt itu :)

    ReplyDelete

I'd like to read a comment from you!

Note: only a member of this blog may post a comment.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts