Friday 17 August 2007

Sepupuku dan Rumahnya

Ini adalah cerita tentang sepupuku dan rumahnya yang memberi makna sendiri dalam hidupku. Ceritanya begini, aku punya dua orang sepupu cowok yang (waktu kecil) dekat sekali denganku. Mamanya mereka (bibikku) adalah saudara perempuan Momku yang paling dekat dengan Momku. Aku ingat kejadian waktu pertama kalinya aku diajak ke rumah mereka. Waktu itu aku masih kecil, mungkin masih TK. Aku dan Mamaku berdua naik becak ke rumah mereka yang letaknya agak di pinggiran kota Medan. Waktu dibelokan, aku lihat ada orang yang main bulu tangkis di lapangan sebelah rumah mereka. Sampai sekarang pun mereka belum pindah dari rumah itu. Sebetulnya belum banyak yang berubah dari rumah itu. Strukturnya masih sama. Perabotannya masih ada yang sama. Akuariumnya masih sama. Pohon rambutan yang didepan rumahnya pun masih tetap tumbuh. Mungkin hanya ada bagian di rumahnya yang di poles dan dipermak plus prabot-prabotnya juga semakin lengkap. Lapangan bulu tangkis yang dulunya punya tetangga sebelah -yang jualan kelontong itu- kini bersatu dengan rumah sepupuku. Lapangan itu telah dibuatnya jadi kandang ayam serta ditanam berbagai macam pohon seperti rambutan, mangga, kelapa dll. Si Pindy, kucing kecil peliharaan mereka telah lama sekali hilang. Pindy adalah nama kucing yang diambil dari nama permen tangkai aneka rasa bergambar kucing. Hm.. begitu banyak kenangan dirumah itu. Banyak, banyak sekali kenangan manisku.
Abangku dekat dengan kedua sepupuku ini meskipun mereka berdua umurnya lebih tua dari abangku. Diriku kecil sering di tinggalkan orangtuaku di rumah itu sambil bermain dengan para abang-abang. Aku senang sekali dengan rumah itu. Rumahnya tenang sebab terletak agak jauh dari jalanan. Aku belajar banyak hal disitu bersama ‘para abang’. Aku pertama kali bisa bersiul karena diajarin (diledekin) mereka. Aku pertama kali bisa membuat balon dari permen karet karena diajarin (diledekin) mereka. Aku pertama kali mencicipi buah rambutan (yang sekarang menjadi buah kesukaanku) bersama mereka disitu. Aku pertama kali tahu (bisa) main kartu (Domino dan Joker) karena di ajarin mereka. Aku masih ingat setiap malam hari sabtu dan minggu kami berempat (aku, abangku dan dua sepupuku) main kartu bareng. Kami datang kerumahnya hampir tiap minggu. Aku bakal sedih bila bubaran main kartu di malam hari minggu. karena aku harus kembali keBrastagi untuk sekolah besok paginya.
Cukup sering juga kami berpetualang di sekitar situ. Bermain keliling, aku rasanya seperti masuk ke dunia petulangan. Aku sering di bonceng naik sepeda kemudian mengitari sekitaran situ. Ilalang-ilalang yang tumbuh disitu lebih tinggi dari pada aku. Air sungai disitu masih bersih dan dingin. Kedua sepupuku ini sering mengajak aku ke rumah tetangga-tetangganya. Aku juga di kenalin sama teman-temannya. Aku diajak ke supermarket di dekat rumahnya. Kami bermain dengan ikan laganya. Aku bahkan sempat mandi bareng di pompaan bareng mereka. Aduh serunya.
Aku ingat, kami semuanya kalau minggu pagi gak pernah ibadah. Kami malah asyik nonton kartun. Semuanya suka kartun (disini anime digolonglkan juga ke kartun). Kartun utama kesukaan kami adalah Sailor Moon. Masing-masing punya favorit. Aku suka Usagi si Sailor Moon yang cengeng. Abangku suka Minako si Sailor Venus. Salah satu sepupuku suka Mei si Sailor Merkurius dan sepupuku yang abangan suka Makoto si Sailor Jupiter. Kami mengoleksi poster dan segala stiker terkait tokoh-tokoh Sailor Moon. Ketiga abangku ini pintar main game. Semuanya selalu main PS (playstation.red) bersama. Aku selalu saja kalah main PS melawan mereka. Itu sebabnya aku lebih suka melihat mereka main PS yang adventure dari pada main bersama mereka, apalagi yang battle. Soalnya aku gak hapal jurus-jurusnya (aturan mijit joy stick).
Kami juga punya kesamaan lain. Kami sama-sama langganan tabloid Bobo dan Donald Bebek. Sebelumnya kami gak langganan. Hanya setelah melihat mereka aja Mom dan Dad akhirnya memutuskan untuk berlangganan juga. Terus waktu abangku beralih ke tabloid Fantasi, dengan alasan lebih banyak info gamenya, maka mereka pun beralih ke tabloit itu juga.
Momen Natalan dan Tahun Baru bersama mereka adalah salah satu momen yang paling kusenangi selama hidupku. Di saat Natalan dan Tahun Baru, mereka selalu di kasih Bonus uang saku sama orang tua mereka. Sementara Mom dan Dad ku punya tradisi lain. Jadi aku kadang iri melihat uang saku mereka yang banyak yang lantas di tabung. Pernah waktu natalan dan tahun baru, kami keluar ke teras yang peuh dengan rumput beramai-ramai sambil memasang bantalan kursi sebagai alas duduk. Sambil di terangi oleh sinar rembulan dan cahaya lilin, kami pun bercerita. Mulai dari cerita biasa hingga cerita hantu. Aku suka sekali berada di luar malam-malam. Apalagi suasananya seperti itu. Kadang mereka mengajak kami (aku dan abangku) ke rumah tetangganya untuk kunjungan tahun baru. Kami juga sering rombongan dengan orang tua kami mengunjungi sanak-saudara masih dalam rangka ngerayain tahun baru. Kami bermain, tertawa dan makan sampai kenyang. Aku gak bisa lupakan itu.
Tapi sekarang sudah berbeda, sudah berubah. Aku juga gak tahu kapan kejadiannya serta kapan pastinya kami mulai menjauh. Seingatku sewaktu adekku mulai tumbuh jadi adik yang imut, aku sadar posisiku mulai di geser oleh adikku. Mereka merasa senang berada di dekat adekku. Di main-mainin sama adekku. Sementara aku mulai merasa agak risih bermain dengan mereka. Mungkin karena mereka mulai tumbuh dewasa dan begitu juga aku. Aku telah sibuk dengan duniaku dan mereka juga. Ditambah semenjak orang tuaku membeli rumah di Medan, kami sekeluarga pun semakin jarang datang kerumahnya. Perlahan aku mulai canggung ngobrol dengan mereka dan mereka tampaknya juga begitu. Obrolan kami pun tidak nyambung lagi. Aku maupun mereka sama-sama tidak suka Sailor Moon lagi, tidak suka Donald Bebek lagi dan arti petualangan bagi kami sudah berbeda. Ada jurang di antara dunia kami. Aku sekarang sudah kuliah, mereka pun sudah cukup dewasa. Aku bahkan pikir mereka suatu saat akan menghilang dariku. Tapi tetap di hatiku, mereka adalah pribadi yang cukup berarti.
Wednesday, August 08, 2007 3:59 P.M.

No comments:

Post a Comment

I'd like to read a comment from you!

Note: only a member of this blog may post a comment.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts