Tuesday 6 October 2009

Enlightment From My New Scent



Hari ini aku berangkat ke kampus dengan parfum baruku. Rasanya bau-bauannya membuat hidupku lebih segar. Sekarang ini lagi nunggu jeda kuliah sambil dengar lagunya Kate Miller-Heidke 'The Last Day On Earth'. Lagunya lagi popular sekarang di Australia. Tapi aku akui lagunya bagus dan tonenya menarik. Cek deh..

 

(Jangan lupa Stop Playlist MixPodku dulu) 

Setelah ini mau masuk kelas Media in Australia. Dari mata kuliah ini aku sadar betapa berbedanya Media di Indonesia dan Australia. Media di Indonesia itu terlalu bebas sehingga akhirnya malah gak etis dan menurtku (yang percaya dengan teori copy-cat audience) malah membuat para penonton menyerap yang salah. Media di Indonesia terlalu vulgar dan tidak terkontrol. Hmm… mungkin ada baiknya aku menulis satu artikel khusus tentang ini nanti. Sekarang ini aku udah terlalu banyak travelling di Melbourne. Aku agak enek juga sih. Jadi aku berjanji dengan diriku untuk berhenti kebanyakan facebook, berhenti menghabis-habiskan uang untuk makan di restorant, berhenti hanging out, dan melakukan hal-hal yang selfish. Jadi aku berganti dengan menulis blog, membaca novel, memasak makananku sendiri dengan resep coles, membaca Alkitab tiap hari, menulis artikel dan mencari kerjaan di Melbourne. Come on Uliph! Don’t waisting your time.

Anyway tadi aku berbicara dengan seseorang dari Christian Union. Setelah mengobrol sedikit banyak, rasanya aku memang menemukan diriku benar-benar selfish. Hubunganku dengan si pacar sebenarnya without purpose. Kenapa aku masih sama dia infact aku sebenarnya bisa jadi teman dengannya cuma karena aku menikmati kebersamaan dengannya (dan juga aku gak ingin dia sedih kalau aku putusin karena dia selalu selalu lucu kalau tersenyum). Selanjutnya aku berpikir untuk putus sama dia juga bukan karena Tuhan. Pasalnya dan sejujurnya aku juga agak jauh dari Tuhan belakangan ini. Aku ingin putus sama dia karena yakin bahwa Mom gak bakal setuju kalau aku sama dia oleh karena perbedaan budaya dan keyakinan. Sebenarnya yang paling esensial adalah keyakinan. Aku bisa saja yakinkan ke Mom kalau dia adalah lelaki yang benar walaupun dia bukan dari suku Karo kalau dia Kristen. Masalahnya sekarang dia bukan orang Karo dan dia bukan Kristen. So, totally out of criteria. Walau dia dengan senang hati menjadi Kristen kalau aku pinta, tapi bukan itu yang aku hendaki. Aku gak mau orang memilih agama karena cintanya padaku sebab aku tahu itu cuma sementara. Buat apa dia milih agama kalau dia gak mengikutinya. Jadi lebih baik dia melakukannya dari dalam hatinya sendiri tanpa ada carmpur tanganku. Aku sendiri percaya kalau aku hanya akan bahagia menikah dengan orang yang seiman denganku. Karena aku yakin cinta eros itu hanya sementara. Tapi kalau dia punya cinta agave, cintanya akan terus ada, Karena Tuhan itu abadi dan cinta yang datang dari Tuhan pun begitu adanya.

So, I decide to eliminate my selfishness, think clearly, take a deep breath, and then congest my brave to say about all the stuff. That it’d be better for us to be a friend, although it will be hurt us so much, or maybe too much…

 

(Be Wiser Girl, Avoid Selfishness) 


No comments:

Post a Comment

I'd like to read a comment from you!

Note: only a member of this blog may post a comment.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts